Indahnya Toleransi Beragama, Berbeda Tapi Saling Melengkapi

 

Di Jakarta, di Gereja Katedral setiap hari Minggu, Jemaat memanfaatkan halaman parkir Masjid Istiqlal. Begitu juga kalau Jumat, umat Islam yang sholat Jumat memakai parkirkam Gereja Katedral. Di Pulau Adonara Flores NTT, Umat Muslim membantu pembangunan gereja. Lalu, ada juga umat Katholik membantu pembangunan masjid

Lalu, di Semarang banyak contoh toleransi beragama yang baik dan menyentuh hati. Seperti di Gereja Katedral Semarang, dalam berbagai kesempatan hari besar agama di Gereja tersebut sering mendapat ucapan selamat dari tokoh-tokoh agama, dan juga saat ulang tahunnya ke-94 pun, salah satu mata acara yang dilaksanakan adalah “Doa Lintas Agama”. Di lain kesempatan, di Gereja Kevikepan yang berada di Karangpanas, saat itu juga mengundang 5 pemuka agama. Mereka juga berdoa, yang juga bertajuk “Doa Lintas Agama”.

“Kami bersyukur boleh menerima berkat dari agama-agama yang lain melalui perantara pemuka agamanya dengan doa-doanya yang dipanjatkan dengan kepercayaan mereka masing-masing”, Ucap Romo Didik, selalu Romo di Keuskupan Agung Semarang, saat saya temui di Gereja Katedral Semarang belum lama ini.

Menurut Romo Didik, toleransi beragama adalah sebuah kesempatan atau peluang bagi perjumpaan orang orang dari berbagai macam Latar Belakang terutama Agama. Tapi, yang paling utama adalah dalam perjumpaan itu kita berusaha untuk bekerja sama membangun masyarakat yang baik. Kita tidak mencari perbedaan, tetapi justru mencari sesuatu yang menjadi persamaan atau kelebihan dari masing masing supaya setiap hal atau setiap perjumpaan yang kita alami selalu menjadi kesempatan bagi kita untuk menghasilkan sesuatu yang baik.

Romo Didik juga berpesan, pada kami para generasi muda, “Bagi temen temen muda terutama bagi mereka yang pasti pada kesempatan nanti akan mendapat kesempatan untuk ambil bagian dalam mengambil keputusan penting bagi negara Indonesia. Saya kira membangun toleransi beragama bisa dimulai dari masa muda, karena dengan perjumpaan dengan mereka yang beragama lain tentu menjadi kesempatan bagi kita untuk terbuka, bahwa di banyak tempat, di agama agama lain juga ada kebenaran. Sehingga ketika kita terbuka, belajar menerima, pada akhirnya, setelah memiliki kesempatan untuk mengambil keputusan yang penting bagi negara, semua keputusan yang diambil adalah karena kebaikan bersama. Sehingga tidak memihak salah satu agama, tetapi semua adalah demi masyarakat yang baik, dan yang lebih besar lagi bagi kemajuan indonesia.

 

Oleh : Mumtaz Ghifari Riswara, Siswa SMP Kesatrian 2 Semarang ,